<p>Anak terlahir dalam keadaan fitrah. Tugas orang tua adalah menjaga fitrah tersebut agar tidak rusak oleh pengaruh dari luar. Salah satunya dg memberi figur-figur teladan bagi anak.</p><p>Sayangnya, kita dihadapkan dengan era keterbukaan informasi, yg membuka akses kehadiran figur/tokoh idola dengan bebas,tanpa filter. Tidak heran jika banyak anak Islam tidak mengenal Nabinya, namun hafal di luar kepala nama superhero karya orang yg tidak mengenal Tuhan.</p><p>Banyak anak yang aqidahnya rusak, menganggap jagoannya itu segalanya, bahkan sampai terpikir meminta bantuan pada tokoh itu saat dalam kesulitan. Mereka hafal ratusan lagu, tapi enggan menghafalkan al quran dan hadits nabinya.</p><p>Gaya hidup, style berpakaian, dan kebiasaannya menjadi sangat terpengaruh idolanya itu. Tidakkah kita khawatir atas ancaman hadits berikut, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka”(1) </p><p>Tidakkah kita, sebagai orang tua, sadar pentingnya membatasi/menyeleksi apa yg diakses oleh anak kita, memilihkan mainan atau tontonan yang aman bagi aqidah dan agamanya, juga memberikan contoh serta pengertian bahwa Islam punya teladan terbaik dari manusia terbaik pilihan Allah, yaitu Rasulullah Saw. </p><p>Ummul mu’minin ‘Aisyah ditanya tentang akhlak (tingkah laku) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menjawab, “Sungguh akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah al-Qur’an“ (1)</p><p>Teruslah tanamkan keutamaan Rasulullah, kisahkan shirah para shahabat, dan orang-orang sholih. Semoga anak-anak kita menjadikan orang-orang sholih sebagai tokoh idolanya, bukan mengidolakan karakter fiktif yang merusak aqidahnya.</p><div><br></div>
